Camat Tomoni Timur, Yulius, yang hadir dalam ibadah tersebut, memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan beberapa pesan penting terkait tugas-tugas pemerintahan, terutama soal perlindungan anak dan kedisiplinan pelajar.
Dalam sambutannya, ia menyinggung pentingnya peran PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat) dalam mencegah kekerasan terhadap anak.
“Di Kecamatan Tomoni Timur, kita sudah bentuk PATBM di tujuh dari delapan desa, terisa alam Buana . Ini jadi wadah penting untuk mencegah dan melindungi anak-anak kita dari kekerasan. Entah itu dari orang dewasa, teman sebaya, bahkan orang tuanya sendiri,” ungkapnya di hadapan jemaat.
Mantan Sekdis Kominfo ini mengungkapkan, selama ini masyarakat kerap enggan melapor jika melihat kekerasan anak, karena bingung harus melapor ke mana. Dengan adanya PATBM di tingkat desa, ia berharap masyarakat bisa lebih mudah bersuara.
“Jangan tunggu sampai anak jadi korban baru kita sibuk. Lebih baik cegah sejak awal,” pesannya tegas.
Selain isu perlindungan anak, Camat juga menyinggung soal kebersihan lingkungan dan kesiapan menyambut HUT RI ke-80. Ia mengajak warga GPDI Manunggal menjadi contoh soal kebersihan dan penataan lingkungan.
“Saya minta halaman rumah ibadah dan lingkungan rumah masing-masing ditata. Pasang bendera dan umbul-umbul, tunjukkan semangat kemerdekaan kita,” katanya.
Di akhir penyampaiannya, Camat Tomtim juga menyinggung soal jam malam pelajar, sesuai dengan surat edaran Bupati Luwu Timur. Ia mengimbau para orang tua untuk lebih peduli dan mengontrol aktivitas anak-anak mereka di malam hari.
“Kalau sudah jam 10 malam anak belum pulang tanpa alasan jelas, itu harus jadi perhatian. Kita sebagai orang tua wajib cari tahu dan pastikan mereka aman,” ujar Camat.
Pesan-pesan itu disampaikan dalam suasana kekeluargaan. Bagi Camat Tomtim , gereja bukan hanya tempat ibadah, tapi juga tempat membangun kesadaran bersama soal pentingnya hidup tertib, aman, dan saling menjaga. (Red)